Masa SMA akhirnya resmi berakhir untuk gua dan juga teman-teman yang lain. Kini waktunya untuk mulai memilih jalan hidupnya. Ada yang ingin melanjutkan usaha orang tuanya tanpa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, ada juga yang gapyear, ada juga yang langsung melanjutkan ke perguruan tinggi entah itu negeri ataupun swasta. Oh iya, selamat bagi kalian yang diterima lewat jalur SNMPTN.
Gua sendiri sebenernya bingung sama diri gua sendiri, disatu sisi gua gamau langsung kuliah tapi kepengen untuk kerja dulu, tapi satu sisi juga meskipun orang tua gua tidak menekankan gua untuk langsung lanjut kuliah namun sebagai anak pertama itu semua tetap terasa. Kayak apapun yang terjadi gua harus lanjut kuliah dulu, dapet titel, baru kerja. Karena yang terbayang di kepala gua itu perjuangan mereka untuk membesarkan gua dan memberi gua yang terbaik.
Mungkin tidak seharusnya gua mikirin kayak beginian, untuk saat-saat seperti ini fokus gua memang seharusnya ke pendidikan saja. Tapi untuk merealisasikan hal seperti itu nampaknya sudah tidak akan bisa lagi, karena banyaknya pengalaman yang bisa dibilang pahit yang terjadi dihidup gua yang mengharuskan gua untuk berpikir lebih luas.
Gua kangen masa kecil gua. Masa dimana gua tidak mengerti tentang kerasnya dunia, tidak mengerti tentang jahatnya dunia, hanya mengenal kebaikan orang-orang terdekat. Tapi inilah dunia, yang tidak dimengerti pelan-pelan pasti akan ada waktunya untuk menjadi mengerti. Mungkin memang benar apa yang dikatakan banyak orang “kita sebenernya tidak siap untuk menghadapi dunia yang berubahnya begitu cepat”.
Disini gua bukannya tidak bersyukur diberi keluarga yang begitu baiknya terhadap gua, cuman gua merasa masih ada saja yang kurang tapi gua sendiri juga gatau hal apa yang kurang. Gua berusaha untuk mencari jawaban itu tapi belum bisa gua temuin sampai detik ini. Tapi konklusinya hanyalah satu. “gua masih belum bisa menerima kenyataan yang terjadi dalam hidup gua secara penuh”.
PS: Judul dan tulisan yang gua tulis ini sebenernya tidak ada unsur yang menyambungkannya, gua cuman pengen menuliskan sedikit keluh dan kesah yang jadi bahan pikiran gua setiap malam.